La Tahzan Jika Sakit Menimpa , tersenyumlah →→😊
Dalam hidup selalu ada siang dan malam, senyum dan tangis, suka dan duka, serta ada sehat dan Sakit.
Inilah sebuah keniscayaan hidup didunia. Kehidupan yang serba enak dan menyenangkan hanya dapat di jumpai di surga.
Oleh sebab itu tidak perlu terkejut dengan segala hal yang terjadi dalam hidup ini.
Karena ada yang mengatur hidup kita Dialah sang sutradara alam kehidupan ini Allah SWT.
Kita harus yakin bahwa sakit bukanlah karena Murka Allah.
Allah maha kasih dan sayang. Sakit yang Allah berikan atas dasar kasih dan sayangNya.
Andaikan setiap penyakit disebabkan dosa, maka hanya orang berdosalah yang mengalami sakit.
Tidakkah Nabi Ayyub As, yang merupakan Nabi Allah dan sangat dekat dengan Allah dan terjaga dari
dosa juga bertahun – tahun mengalami sakit.
Bahkan sakitnya lebih berat.
Inilah Takdir Allah SWT dan tidak ada takdir yang tidak mengandung hikmah besar.
Mengapa Allah memberi penyakit kepada kita?
Pertama, sebagai ujian..tidak ada sekalipun manusia didunia ini termasuk para nabi yang tidak hidup tanpa ujian dari Allah.
Allah Swt ingin mengetahui apakah dengan penyakit ini kita semakin dekat kepada-Nya ataukah kita murung
dan berburuk sangka kepadaNya.
Kedua, sebagai penghapus dosa, Rasulullah SAW bersabda “Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah kepayahan,
kesusahan, kesedihan, penyakit dan gangguan, bahkan hanya duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapus dosa – dosa sebagaimana gugurnya daun – daun pepohonan" ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Ketiga, Sebagai sarana penigkatan keimanan, Allah sedang membuat tangga untuk mendaki ke panggung kemuliaan,
mendakilah sekarang dengan catatan harus sabar dan ridho serta ikhlas atas apa yang sedang menimpa kita.
Keempat, sebagai sarana instropeksi diri, saatnya kita berinstropeksi diri terhadap pola kerja, istirahat,
makan dan minum kita selama ini.
La Tahzan, don’t be sad 😢, jangan bersedih Allah selalu bersama mu…keep smile 😊💪 semangat
( Sebuah Catatan perenungan )
Pelangi
diantara hujan kutemukan pelangi yang indah
Rabu, 20 Desember 2017
Senin, 16 Mei 2016
Puisi Terakhir W.S Rendra ( tentang hidup )
Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ... Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.
Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*.... Ketika aku berdo'a,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*, _Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak KEMISKINAN,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.
Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*, harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ... Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!* Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ... _Duh ALLAH ..._
Padahal setiap hari kuucapkan,
_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH ..._
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ... Sebab aku yakin
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU* adalah yang ter *BAIK* bagiku .. Ketika aku ingin hidup *KAYA*, aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*. Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.
Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*, aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.
Ketika aku takut *Rugi*, Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*
Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepadaNYA
Bukan karena hari ini *INDAH*
kita *BAHAGIA*. Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*. Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*. Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.
Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*. Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*. Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*. Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,
Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*. Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK* yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA* yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk kebaikan.
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ... Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.
Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*.... Ketika aku berdo'a,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*, _Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak KEMISKINAN,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.
Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*, harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ... Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!* Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ... _Duh ALLAH ..._
Padahal setiap hari kuucapkan,
_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH ..._
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ... Sebab aku yakin
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU* adalah yang ter *BAIK* bagiku .. Ketika aku ingin hidup *KAYA*, aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*. Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.
Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*, aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.
Ketika aku takut *Rugi*, Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*
Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepadaNYA
Bukan karena hari ini *INDAH*
kita *BAHAGIA*. Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*. Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*. Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.
Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*. Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*. Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*. Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,
Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*. Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK* yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA* yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk kebaikan.
Sabtu, 23 Januari 2016
ICT Pembelajaran Matematika
ICT Pembelajaran lebih dikenal dengan istilah e-learning. E- learning adalah pembelajaran yang menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi (TIK ) untuk mentrnsformasikan proses pembelajaran antara pengajar dan peserta didik.
Karakteristik dari e- learning adalah :
berpusat pada peserta didik
bahan pelajaran mudah up to date/mudah di up date
bahan pembelajaran bercirikan multimedia
belajar secara bebas tanpa merasa tertekan
dapat didesain untuk menyimpan catatan prestasi : umpan balik, pengayaan, evaluasi akhir, dll.
Integrasi ICT - Pedagogy :
penggunaan ICT pada ekspository Based Learning. Pada metode ekspository based learning atau pembelajaran berbasis ceramah, ICT digunakan :
- Ketika Guru hendak menarik atensi siswa selama pembelajaran berbasis ceramah berlangsung, caranya adalah dengan menggunakan gambar, video, animasi yang berhubungan dengan dunia nyata yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
- Pada Tahap selanjutnya adalah introduksi, caranya adalah menyampaikan informasi menggunakan presentasi, tutorial, simulasi dan demonstrasi kepada peserta didik.
- Tahapan Drill atau praktek, memberikan latihan ada umpan balik langsung dengan cara menggunakan program ppt, macromedia flash player dan CD interaktif yang berisi soal – soal latihan yang dapat segera mnmpilkan apakah jawaban benar atau salah.
- Pada tahapan test digunakan untuk memfasilitasi penilaian. Caranya adalah Computer Assisted Tes ( CAI ), dimana siswa dihadapakan dengan computer yang berisi persoalan – persoala yang telah di desain oleh guru berupa desain test, administrasi tes, pengumpulan respon analisis hasil, serta pemberian umpan balik.
Penggunaan ICT pada Inquiry Based Learning, caranya adalah :
Guru memberikan pertanyaan/problem/ tugas - tugas yang berhubungan dengan dunia nyata
pada tahapan investigasi, gunakan untuk memfasilitasi eksperimen, ekspolarasi, pencarian informasi.
tahapan penyusunan/penyajian data gunakan untuk membuat presentasi , demonstrasi hasil
untuk tahapan diskusi gunakan untuk menyajikan demonstrasi hasil kerja
tahap kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
Rabu, 20 Januari 2016
Belajar Bilangan Bulat dengan permainan
Masalah Matematika satu ini, sering di alami oleh guru dalam mengajar.Materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebenarnya sudah di berikan di tingkat SD namun pada level SMA pun sering salah dalam menjawab persoalan yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat.
Salah satu persoalan terletak pada transfer Ilmu oleh guru. Guru dalam hal memberikan penjelasan tidak dapat masuk ke long term memory nya peserta didik. ( bukannya menyalahkan guru sih ...)
Akan tetapi guru SD sebagai guru yang mengenalkan pertama kali operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat harus memiliki strategi. salah satu strategi yang akan dikemukakan disini adalah dengan bermain, permainannya berupa mamunterbal. Maju Mundur terus balik arah.
Belajar bilangan bulat dengan permainan mamunterbal dapat dijelaskan sebagai berikut :
contoh : 4 + (-7)
1. pertama kali buatlah garis bilangan bulat di ubin
2. minta anak - anak untuk berdiri tepat pada titik Nol
3. Untuk bilangan positif melangkah maju sebanyak 4 langkah (4)
4. Untuk bilangan negatif mundur sebanyak 7 langkah.
5. nah posisi anak - anak berdiri tepat pada angka negatif 3 ( -3)
Nah coba dengan contoh berikutnya : -(5) - (-3) = ?
Permainannya bilangan bulat seperti ini, guru mengarahkan anak - anak berdiri di titik nol kemudian mundur lima langkah setelah itu siswa dimintak balik arah atau balikkan badannya kemudian melangkah mundur sebanyak 3 langkah .....gampangkan....
keterangan :
Untuk bilanagan : Jika bilangan positif melangkah maju
jika bilangan negatif mundur
untuk operasi : penjumlahan posisi terus
pengurangan posisi balik arah
mudah - mudahan menambah pengetahuan bagi guru - guru matematka di SD untuk lebih menerapkan pembelajaran matematika dengan permainan salah satunya adalah belajar bilangan bulat dengan permainan mamunterbal. Hal ini sesuai dengan pesan - pesan dalam NCTM. apa itu? cek disini NCTM.
Salah satu persoalan terletak pada transfer Ilmu oleh guru. Guru dalam hal memberikan penjelasan tidak dapat masuk ke long term memory nya peserta didik. ( bukannya menyalahkan guru sih ...)
Akan tetapi guru SD sebagai guru yang mengenalkan pertama kali operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat harus memiliki strategi. salah satu strategi yang akan dikemukakan disini adalah dengan bermain, permainannya berupa mamunterbal. Maju Mundur terus balik arah.
Belajar bilangan bulat dengan permainan mamunterbal dapat dijelaskan sebagai berikut :
contoh : 4 + (-7)
1. pertama kali buatlah garis bilangan bulat di ubin
2. minta anak - anak untuk berdiri tepat pada titik Nol
3. Untuk bilangan positif melangkah maju sebanyak 4 langkah (4)
4. Untuk bilangan negatif mundur sebanyak 7 langkah.
5. nah posisi anak - anak berdiri tepat pada angka negatif 3 ( -3)
Nah coba dengan contoh berikutnya : -(5) - (-3) = ?
Permainannya bilangan bulat seperti ini, guru mengarahkan anak - anak berdiri di titik nol kemudian mundur lima langkah setelah itu siswa dimintak balik arah atau balikkan badannya kemudian melangkah mundur sebanyak 3 langkah .....gampangkan....
keterangan :
Untuk bilanagan : Jika bilangan positif melangkah maju
jika bilangan negatif mundur
untuk operasi : penjumlahan posisi terus
pengurangan posisi balik arah
mudah - mudahan menambah pengetahuan bagi guru - guru matematka di SD untuk lebih menerapkan pembelajaran matematika dengan permainan salah satunya adalah belajar bilangan bulat dengan permainan mamunterbal. Hal ini sesuai dengan pesan - pesan dalam NCTM. apa itu? cek disini NCTM.
Rabu, 13 Januari 2016
Psikologi Kognitif Sebagai Model Pemrosesan Informasi
Psikologi Kognitif Sebagai Model Pemrosesan Informasi, pengen tahu klik disini ya...
untuk presentasinya bisa di klik disini juga
untuk presentasinya bisa di klik disini juga
Rabu, 16 Desember 2015
6 Prinsip Belajar matematika NCTM
ada 6 prinsip dalam pembelajaran Matematika yang dikemukakan oleh NCTM ( National Council Of Teachers Of Mathematics ) terbitan tahun 2000 :
a. The Equity Principle ( Prinsip Kesamaan / kesetaraan / pemerataan)
Menurut NCTM ( 2000 : 12 ) Keunggulan dalam pendidikan matematika membutuhkan kesetaraan / harapan yang tinggi dan dukungan yang kuat untuk semua siswa. Siswa dari berbagai latar belakang kehidupan sosial maupun yang berada di pelosok perlu mendapatkan kesetaraan pendidikan matematika.
Siswa yang mengalami kesulitan memahami matematika mungkin perlu adanya tambahan les, siswa penyandang cacat mungkin perlu waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas. Begitu juga dengan siswa yang memiliki potensi dan bakat dalam matematika, mereka harus diberikan pengayaan dan pendalaman soal – soal matematika yang menantang. Bakat dan minat siswa ini harus dipupuk dan di dukung agar memiliki kesempatan dan bimbingan untuk mendukung potensi yang dimiliki.
b. The curriculum Principle ( Prinsip Kurikulum )
Dalam pengembangan kurikulum matematika di sekolah, bukan hanya berisikan serangkaian aktivitas atau kegiatan dan materi namun lebh dari itu, A curriculum is more than a collection of activities: it must be coherent, focused on important mathematics, and well articulated across the grade ( NCTM, 2000 :14 ) .
Matematika terdiri atas beberapa topik yang berbeda namun saling terkati atau saling berhubungan antara topik yang satu dengan topik yang lainnya ( interconnected ). Interkoneksi harus tergambar dengan jelas dalam kurikulum dan pembelajaran. Karena isu sentral dalam pengembangan kurikulum adalah connection dan coherence yang terlihat dalam organizing content yang meliputi scope dan sequence. Kurikulum yang koheren secara efektif mengorganisisr dan mengintegrasi ide – ide matematika sehingga guru dan siswa dapat melihat bagaimana ide dibangun dan dikoneksikan dengan ide lain sehingga memungkinkan mereka untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang baru .
Kurikulum matematika perlu memfokuskan pada konten dan proses. Topik – topik matematika dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan kemanfaatan dan kegunaan, misalnya pengembangan atau memperdalam ide – ide matematika yang dihubungkan dengan lingkup matematika yang lain, atau memecahkan persoalan – persoalan di dalam dan diluar matematika ( NCTM, 2000 : 15 ).
Agar siswa memiliki kemampuan terhadap matematika, maka pengembangan kurikulum matematika sekolah diarahkan pada lima tujuan umum ( NCTM, 2000 : 15 ):
1. Siswa belajar menghargai matematika
2. Siswa membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam menggunakan matematika
3. Siswa menjadi pemecah masalah
4. Siswa belajar komunikasi secara matematis
5. Siswa belajar bernalar matematis
Tujuan tersebut akan tercapai jika kurikulum akan dikembangkan atas dasar koheren, fokus pada matematika yang penting dan terartikulasi dengan baik pada semua jenjang. Pelajaran matematika banyak melibatkan ketrampilan, tema, konsep, topik yang saling terkait tidak hanya dalam satu jenjang tetapi antar jenjang. Oleh karena itu kurikulum matematika sekolah harus memiliki curriculum mapping. Curriculum Mapping merupakan petunjuk bagi guru sehingga kurikulum dapat terartikulasi dengan jelas menyangkut topik, konten, ketrampilan dan asesmen secara rinci dan berjenjang di tiap jenjang pendidikan ( NCTM, 2000 : 15 ).
c. The Teaching Principle ( Prinsip Pembelajaran )
Pembelajaran matematika yang efektif membutuhkan pemahaman tentang apa yang diketahui siswa dana apa yang dibutuhkan siswa untuk belajar matematika. Jik kedua hal itu telah teridentifikasi selanjutnya siswa ditantang dan didorong untuk mempelajari matematika sebaik mungkin.
Apa saja yang dipelajari siswa hampir seluruhnya bergantung pada guru mengajar dalam kelas setiap harinya ( NCTM, 2000 : 16 ).
Untuk mencapai pendidikan matematika yang berkualitas tinggi guru harus :
a. Memahami secara mendalam matematika yang mereka ajarkan;
b. Memahami bagaimana siswa belajar matematika, termasuk didalamnya mengetahui perkembangan matematika siswa secara individual;
c. Memilih tugas – tugas dan strategi yang akan meningkatkan mutu proses pengajaran
Tugas para guru adalah mendorong siswanya untuk berpikir, bertanya, menyelesaikan soal, dan mendiskusikan ide –ide, strategi dan penyelesaiannya ( NCTM, 2000 : 18 ).
d. The Learning Principle ( Prinsip Belajar )
Siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman yang sebelumnya.
Learning with understanding is essential to enable students to solve the new kinds of problems they will inevitably face in the future.( NCTM 2000 : 21 )
Belajar matematika dengan pemahaman membuat pembelajaran berikutnya lebih mudah. Dengan belajar pemahaman, belajar matematika lebih masuk akal dan lebih mudah mengingat dan menerapkan ketika siswa menghubungkan dengan pengetahuan yang baru.
Dengan belajar memahami konsep maka tujuan utama dari pembelajaran matematika untuk menciptakan kemandirian peserta didik dapat tercapai.
Ketika siswa ditantang dengan tugas – tugas yang sulit, siswa menjadi percaya diri dalam kemampuan mereka untuk mengatasi soal – soal yang sulit, fleksibel dalam mengeksplorasi ide – ide matematika dan mencoba beberapa alternatif solusi dengan bersemangat dan berkerja keras. Guru merupakan peran utama dalam tingkat dan kualitas belajar siswa. Guru dapat membangun pemahaman siswa terhadap ide – ide matematika di seluruh kelas dari tahun ke tahun dengan siswa ikut aktif dalam tugas – tugas dan pengalaman yang dirancang guru untuk memperdalam pengetahuan mereka. ( NCTM, 2000 : 21 )
e. The Assesment Principle ( Prinsip Penilaian )
Assessment should support the learning of important mathematics and furnish useful information to both teachers and students.( NCTM, 2000 : 22 )
Penilaian tidak semata – mata untuk menilai siswa tetapi harus dimanfaatkan oleh siswa untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
Penilaian yang berlangsung terus menerus akan menyampaikan kepada siswa apa yang penting. Penilaian yang melibatkan pengamatan yang terus menerus dan interaksi siswa akan mendorong siswa untuk menyampaikan dan menjelaskan gagasan dengan linear. Umpan balik dari penilaian harian akan membantu siswa mencapai tujuannya dan menjadikan mereka tidak selalu bergantung kepada orang lain.
Penilaian sebaiknya juga sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan pengajaran. Dengan terus menerus mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pemahaman siswa, guru dapat membuat keputusan yang lebih baik yang mendukung proses belajar siswa. Agar penilaian efektif, guru harus menggunakan berbagai macam teknik, memahami tujuan dengan baik dan mempunyai pemikiran yang baik tentang bagaimana siswanya memikirkan matematika yang sedang diajarkan.( NCTM, 2000 : 23 ).
f. The Technology Principle ( Prinsip Tekhnologi )
Technology is essential in teaching and learning mathematics; it influences the mathematics that is taught and enhances students’ learning.( NCTM, 2000 : 24 )
Matematika adalah ilmu yang abstrak sehingga untuk menerapkan ide – ide matematika
perlu visualisasi. Komputer dan kalkulator sebagai alat tekhnologi yang digunakan sebagai media pembelajaran dapat membantu memvisualissasikan ide – ide matematika.
Alat – alat tekhnologi dapat membantu pemahamann, penalaran dan pemecahan masalah para siswa. Tekhnologi dapat meningkatkan pembelajaran matematika. Tekhnologi memperkaya jangkauan dan kualitas dari penyelidikan ide – ide matematika dari berbagai perspektif.
Penggunaan tekhnologi dapat berjalan efektif pada proses pembelajaran matematika di kelas bergantung pada guru.Tekhnologi dapat dijadikan sebagai suatu hal baik namun dapat juga
sebagai suatu hal yang buruk, sehingga guru harus mampu mengambil peran dengan baik untuk memfasilitasi proses belajar matematika dengan menggunakan tekhnologi.
Guru menggunakan tekhnologi untuk meningkatkan kesempatan belajar siswa dengan menciptakan tugas – tugas matematika yang melibatkan tekhnologi baik grafik, visualisasi maupun komputasi.Guru harus memutuskan apakah, kapan dan bagaimana tekhnolgi akan digunakan. Didalam kelas, guru mengamati apa yang dilakukan oleh siswa yang menggunakan Komputer atau kalkulator untuk menyelesaikan persoalan matematika, dengan demikian tekhnologi dapat membantu guru dalam penilaian, memeriksa proses yang digunakan oleh siswa dalam penyelesaian soal – soal matematika, sehingga memperkaya informasi untukmengambil atau memutuskan instruksi selanjutnya. ( NCTM, 2000 : 26 ).
Langganan:
Postingan (Atom)